Sex. bugil. porno. 3 kata yang sering digunakan untuk mencari situs-situs yang berkaitan erat dengan pornografi di internet. Pengguna internet Indonesia teryata memiliki rating yang semakin tinggi sebagai pencari situs porno di internet. Parahnya, release ataupun produk video porno made in Indonesia di internet semakin banyak dan lebih parahnya lagi banyak aktor/aktris utamanya adalah para pelajar dengan menggunakan hasil rekaman kamera genggam ataupun HP.
Dengan degradasi moral yang semakin parah, Indonesia perlu dan harus menetapkan UUAP sekalipun tetap ditentang oleh sebagian masyarakat di Bali, Papua dan Sulawesi Utara. Kenapa ? Sebab kontrol sosial terhadap penyebaran pornografi bisa dibilang kurang atau bahkan tidak ada! Penjualan majalah, vcd/dvd pornografi ada di mana-mana dan dijual bebas. Bahkan anak SD berusia 10 tahun atau kurang pun dapat membelinya. Situasi ini tentu sudah sangat parah, sehingga UUAP sangat mendesak untuk diberlakukan di Indonesia. Adapun keberatan yang diajukan oleh sebagian masyarakat di Bali, Papua dan Sulawesi Utara sangat tidak beralasan. Sebab sebenarnya ada pengecualian jika berkaitan dengan seni, budaya dan adat-istiadat.
Lalu bagaimana untuk masa yang akan datang setelah Undang-undang Anti Pornografi (UUAP) diberlakukan di Indonesia ? Prediksinya : TIDAK BANYAK BERUBAH. Kenapa ? Penegakkan hukum oleh aparat masih "melempem", karena masih sibuk dengan "urusan yang lain". Oleh karena itu sangat perlu dilakukan kontrol sosial oleh masyarakat untuk mengawasi peredaran pornografi dan juga agar sering-sering "mengingatkan" aparatur penegak hukum. Salah satu "pengawas" ini adalah kelompok jangan bugil depan kamera ! (JBDK).
Selain mengkampanyekan agar anak indonesia jangan bugil di depan kamera, JBDK juga sepakat untuk mencegah kriminalisasi perempuan sebagai model pornografi yang merupakan korban perdagangan orang (trafficking), jeratan utang dan ekploitasi ekonomi. Walaupun demikian, JBDK sendiri masih ada permasalahan internal, sehingga kemungkinan hasil yang akan dicapai tidak akan optimal.
Terlepas dari itu semua, ada kutipan yang cukup pantas dari JBDK ..
"..satu-satunya mereka yang gagal membuat perubahan adalah mereka yang diam.."
Sumber/Source : http://aimyaya.site90.com/2008/11/pornografi-indonesia/
Dengan degradasi moral yang semakin parah, Indonesia perlu dan harus menetapkan UUAP sekalipun tetap ditentang oleh sebagian masyarakat di Bali, Papua dan Sulawesi Utara. Kenapa ? Sebab kontrol sosial terhadap penyebaran pornografi bisa dibilang kurang atau bahkan tidak ada! Penjualan majalah, vcd/dvd pornografi ada di mana-mana dan dijual bebas. Bahkan anak SD berusia 10 tahun atau kurang pun dapat membelinya. Situasi ini tentu sudah sangat parah, sehingga UUAP sangat mendesak untuk diberlakukan di Indonesia. Adapun keberatan yang diajukan oleh sebagian masyarakat di Bali, Papua dan Sulawesi Utara sangat tidak beralasan. Sebab sebenarnya ada pengecualian jika berkaitan dengan seni, budaya dan adat-istiadat.
Lalu bagaimana untuk masa yang akan datang setelah Undang-undang Anti Pornografi (UUAP) diberlakukan di Indonesia ? Prediksinya : TIDAK BANYAK BERUBAH. Kenapa ? Penegakkan hukum oleh aparat masih "melempem", karena masih sibuk dengan "urusan yang lain". Oleh karena itu sangat perlu dilakukan kontrol sosial oleh masyarakat untuk mengawasi peredaran pornografi dan juga agar sering-sering "mengingatkan" aparatur penegak hukum. Salah satu "pengawas" ini adalah kelompok jangan bugil depan kamera ! (JBDK).
Selain mengkampanyekan agar anak indonesia jangan bugil di depan kamera, JBDK juga sepakat untuk mencegah kriminalisasi perempuan sebagai model pornografi yang merupakan korban perdagangan orang (trafficking), jeratan utang dan ekploitasi ekonomi. Walaupun demikian, JBDK sendiri masih ada permasalahan internal, sehingga kemungkinan hasil yang akan dicapai tidak akan optimal.
Terlepas dari itu semua, ada kutipan yang cukup pantas dari JBDK ..
"..satu-satunya mereka yang gagal membuat perubahan adalah mereka yang diam.."
Sumber/Source : http://aimyaya.site90.com/2008/11/pornografi-indonesia/